Senin, 16 Januari 2012

Maha Pencemburu

Aku ternyata sedang rindu, melihat gerak matanya yang khawatir menatapku, berusahan mencari jawaban atas ketidak tenangan yang ia cipatakan sendiri.
Aku selalu bebas menatapnya seperti itu, menyentuhnya dengan lembut seolah hatinya ikut kusentuh... Ia akan menunduk sesaat, entah apa yang ia pikirkan, tapi yang jelas, aku bebas melihatnya khawatir, khawatir akan posisiku disampingnya.. Ia tampak egois, tapi menarik bagiku. Seolah ia mengatakan bahwa cukup hanya aku saja, bukan dia, mereka yg berhak atas aku. Dan sekali lagi... aku suka melihatnya dengan ego itu.

Aku ternyata sedang rindu, kepada caraku sendiri yang berusaha menenangkannya. Tapi kini ku lihat sekarang ia terlalu pintar, menyembunyikan rasanya, dan aku kini terjebak.


Maha pencemburu... kemana kamu bersembunyi... kenapa kamu memilih menutup egomu sendiri demi melihatku tersenyum?
Maha pemcemburu... ada apa dengan matamu? kemana gerak matamu yg khawatir, kemana genggam erat tanganmu ketika seolah kamu sedang meminum teh hangat dan menggenggamnya kuat-kuat seperti akan ada yg merebutnya?
Maha pencemburu... tidak kah kau lihat ingin sekali aku bisa menyentuhmu dengan baik, tanpa amarah lagi, dan kau pun terpesona?
Maha pencemburu.. kemana kamu, usah berlaku pintar menyembunyikannya lagi, bebaskan lah rasamu agar ku bebas merasakanmu..

Senyum ku kecut, ketika matanya tak lagi tertahan menatap ku..
rupanya aku kini harus terbisasa dengan caranya. Dan mungkin harus ku kubur segala bentuk rindu menahannya dipelukku..

Maha pencemburu ku.. masih kah kau lihat, aku ingin membebaskan cara ku.... untuk mendekapmu lagi..?

Yogya, Di balik tidurmu, kulihat kamu berubah

0 komentar:

Posting Komentar