Jumat, 09 Desember 2011

Happy Birthday To My Self....

Malam ini di kota yogyakarta.... ada sedikit yang berbeda, aku bahkan tidak melihat gelap malam, lantaran malam ini bulan bersinar terang, di hiasi dengan cincin yang teramat indah...

hanya dengan secangkir kopi, dan netbook yang menyala, aku menghabiskan malam ku, malam dimana seseorang pernah bertaruh untuk raga kecilku,
mungkin jika dulu prosesnya demikian, nama ku bukan Fira, tapi bulan, terinspirasi dari bulan yang sempurna indah malam ini :)

sebentar aku berdiri dari tempat dudukku, mengamati wajahku di cermin, 
seorang perempuan berambut sebahu, kulit sawo matang, mata sayu, hidung pesek, lesung pipi... apa yang indah menurutmu? tapi bukan perkara ini yang ingin ku tulis...
toh yang diberikan TUHAN, adalah yang paling terbaik yang aku punya... kalau tidak begini kan bukan Fira.. hehe

Well, ini lah aku, perempuan yang saat ini resmi menyandang umur 20 tahun, dan masih belum banyak pencapaianku.. masih banyak target yang harus ku coret, dan bahkan harus lebih cepat lagi. Hidup gak bisa menunggu, ya memang !
Pelajaran yang telah ku dapatkan selama ini, entah BAB menghargai, mendengarkan, toleransi atau memaafkan atau juga Disiplin diri ikut serta memeriahkan hidupku. Banyak hal yang masih harus aku pelajari, masih banyak hal yang belum ku mengerti dan sering kali aku di sodorkan sampai aku mengerti.

Aku mengakui, sering kali aku jatuh dalam titik keegoisan, kejenuhan, bahkan ketakutan yang tidak penting. Sering kali aku membuang waktu ku, hingga menunda pencapaianku. Ok, ini memang tidak pantas, dan kututup mulai malam ini.

Kini, jatah hidupku sudah berkurang, dan aku bukan ingin melakukan pengakuan dosa disini, toh itu urusanku dengan TUHAN saja. Ini juga bukan perkara menunggu ucapan selamat atau kado, karena kalau aku pikir, jatah hidup berkurang kok dikasih kado? selamat? hehe tapi its okay, itu doa :)
Ini juga bukan perkara tiup lilin di atas kue tart yg indah, berbalut coklat murni, dengan ukiran nama ku, "Happy Birthday Fira" seperti kue blackforest bikinan Ibu ku tercinta... ah.. bukan seperti itu. 

Disini aku mulai mengajak hatiku untuk berdamai kepada setiap kejenuhan yang ada, menyambut masalah yg datang dengan senyum terindah, mengalahkan ego, peka, mau mendengarkan dan mengerti, juga tegar....
Masih ada jalan panjang setelah ini, dan aku tidak ingin memulainya dengan pesta kecil perayaan. Merayakan sebelum berjuang? aku diam sesaat sambil ku nikmati secangkir kopi hangat di atas meja tulis ku.

"Selamat berproses, berjuang, dengan memanfaatkan nikmat yang TUHAN berikan, Persiapkan tenaga dan fisik yang baik, dan mulailah melakukan perjalanan yang baru, karena hidup tidak bisa menunggu Fira...selamat 20 tahun"

Aku tersenyum sendiri, berdamai dengan diri sendiri ternyata indah, setelah akhir-akhir ini aku kerap menekannya untuk melakukan segala aktifitas yg aku mau tanpa memikirkan fisik, dan malam ini aku baru mengerti, bahwa aku bisa mengajak hatiku berdiskusi, memutuskan pilihan, bahkan menata hidup. 

Terimakasih TUHAN, Terimakasih KAU telah membawa ku ke pintu 20 tahun, dimana aku harus siap menerima apa yang akan KAU berikan, betapa aku menyadari sekarang, KAU tidak akan membiarkan ku kebingungan dan memang aku berulang kali merasakan jaminan dariMU...bahwa semua akan berjalan dengan baik dan istimewa.

Terimakasih.... Maha Suci Engkau... :)

Yogyakarta, Fira di 20

Senin, 05 Desember 2011

Bintang Untuk Ibu


Sudah selama ini, aku berada dalam dekap hangat Ibuku... Belajar hidup darinya, tentang cinta, saling memberi, menghargai dan kepedulian. Dan baru kali ini kulihat ke dalam kedua matanya, ada kisah panjang yang tak pernah ia sengaja torehkan, karena terjadi begitu saja. Aku tak ingin terlalu dalam mencari tahu, aku menikmati obrolan hangat dengannya, meski bukan dongeng cinderalla saat aku masih kecil dulu.

Suaranya, berat.... tawa kecilnya membuatku merasa amat sangat merindukannya dan tak ingin berpisah dengannya. Masih saja ku nikmati ceritanya, seperti tak henti-hentinya ia bercerita, kadang tanpa ia sadari, aku mengusap kedua mataku dari butiran air mata kecil yang hangat.. Ah, perasaan apa ini

Ibu ku... masih saja seperti dulu,
selalu bertanya tentang hal sehari-hari ku, mengingatkan ku ketika ku pulang dari sekolah, aku akan bercerita banyak hal bagaimana aku melewatkan hari-hari di sekolah. Kini, aku tetap seperti itu, kebiasaan yang ku rindukan, dan dengan semangat aku bercerita, seketika itu semburat wajah bahagianya keluar. Ahh rasanya aku ingin bergelanyut manja di pangkuannya. Tapi aku sudah besar, sudah berat tentunya. Aku ternyata sangat merindukannya...

Ibuku... mungkin jika ku ceritakan semua, mungkin butuh menebang ratusan pohon untuk dijadikan kertas...Yang penting malam ini, rasanya aku ingin mempersembahkan ratusan bahkan jutaan bintang untuk Ibu ku... agar Ibu tak pernah merasa sendiri ketika jarak harus memisahkan kita berdua... - to be continue

Minggu, 04 Desember 2011

Malam ku tak berbintang

Kini tak ada lagi semburat bintang,
malamku gelap, memaksaku untuk terlelap,
di pelukan cemas, memanas, aku terbakar,
cemburu...

kemana kamu..?
jejak ucapanmu, aku melupa,
tak kau lihatkah malam yg begitu gelap?
membiarkan ku terlelap tanpa dekap?


salah siapa..?


aku cemburu...
kau kira aku tak mau tau,
nyinyirku bukan berarti aku tanpa logika,
karena aku pernah, aku juga merasa...
kau bilang aku terlalu takut,
senyum ku kecut, pahit, hatiku tercekat,
sesak, aku hanya ingin kau dekat...

sesederhana itu saja.. seperti malam ini, sederhana, tanpa bintang !

Vira 

Bercumbu dengan malam

Bulan masih separuh,
Ketika aku sudah beranjak naik ke peraduan,
cahanya masih belum sempurna,
aku sudah menunggunya.

Bulan masih separuh,
ketika aku mengatur posisi tidurku,
cemas,
penantianku tak kunjung datang,

Bulan masih separuh,
ketika mata ini tak sadar terpejam,
sebuah kecupan hangat mendarat di kening,
aku menggeliat dan mencoba membuka mata,
tidak ada siapa-siapa,

aku menghela nafas,
bulan utuh, aku masih ingin terjaga,
menghabiskan malam, melampiaskan penantianku,
sendiri dengan malam...

Like a RapunzeL

Saat aku masih kecil, saat yang ku tahu hanya bermain, tertawa dan tertidur lelap dengan dongeng seorang putri. Aku selalu mengidolakan cerita seorang Rapunzel. Seorang putri cantik yang dengan kesabarannya menjalani hidupnya yang harus di rampas oleh seorang penyihir jahat.

aku selalu membayangkan betapa terlukanya hati seorang rapunzel, begitu ia merindukan kebebasan... sampai suatu saat,
ketika aku tersadar, semua yang aku punya di masa kecil tinggalah kenangan. Tidak ada yang aku punya lagi, tergenggam erat di tanganku. aku tidak punya. dan lama setelah ku pandangi diri di depan cermin, aku ingat cerita itu, ya seorang rapunzel, dan aku melihat diriku yang kini seperti seorang rapunzel?? 

aku menghela nafas, 
aku tak punya rambut yang sepanjang rapunzel...
aku tak punya kuas..untuk melukiskan tempat dimana aku bisa menembusnya dan bertemu dengan seorang pangeran berkuda putih.
aku juga tak punya teman seorang little dragon dan rabbit, yang bisa menjadi teman bercerita.... bernyanyi dan berdansa.
aku sendiri... dan aku hanya punya seseorang.
seseorang yang kini aku percayai untuk membebaskan ku dari sini, selamanya.
seseorang yang selalu ku tunggu kehadirannya untuk menjemputku, dan menggenggamku erat ke dalam pelukannya.
seseorang yang selalu ku impikan bisa hadir dalam mimpiku ketika aku tertidur di ruang kosong yang gelap...
aku percaya... dialah pangeranku..
seperti dongeng yang tertulis tentang Rapunzel !