Senin, 19 September 2011

Surat Ibu Untuk Menantu Laki-Lakinya..

tulisan ini saya dapatkan dari salah satu blogger, waktu saya sedang iseng cari-cari bacaan di blog, eh malah ketemu tulisan ini. Mungkin ini cocoknya dibaca calon suami ku, atau calon suami anda, juga Ibuku atau para Ibu yang sedang dalam detik melepas anak perempuannya untuk kekasih abadi mereka.

berikut tulisannya, semoga bermanfaat :)


Surat ibu untuk menantu laki-laki
Wahai menantuku,
Aku hanyalah seorang ibu yang berbicara atas nama diriku sendiri dengan melihat putriku sebagai istrimu dan engkau sebagai menantuku. Bila engkau membaca pesan ini, semoga engkau melihat pula bayang wajah ibumu yang telah mengandung dan melahirkanmu, berdiri bersamaku tepat di hadapanmu.

Wahai menantuku,
Engkau imam dunia akhirat untuk putriku. Bukankah engkau juga akan membawanya hingga ke baka dan memberinya satu tiket ke surga?

Wahai menantuku,
Bila ada kelemahan dari istrimu dan seribu lagi keburukan yang dilakukannya akibat kelemahan dan juga karena kekurangan darinya, itu menjadi tugasmu untuk mendidiknya sekarang dan bukan lagi tugasku.

Diajarkan kepadamu oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bahwa seorang suami tak boleh membiarkan mata istrinya basah walau hanya serupa tetesan embun dini hari. Bukankah engkau sebagai suaminya yang harus melindunginya dengan rasa tentram dan aman? Maka berikanlah keteduhan bagi jiwanya.

Engkau suami yang dipilih Allah untuk putriku, bersabarlah terhadap istrimu dan tetaplah bersikap lemah lembut padanya.
Bukankah engkau menikahinya atas nama Allah Subhanahu Wata’aalaa? Maka sayangi dan peliharalah istrimu dengan jalan Allah.
Wahai menantuku,
Sebagian besar penghuni neraka adalah perempuan dan itu disebabkan mereka durhaka terhadap suaminya, maka selamatkanlah istrimu dari dosa yang lebih besar. Bukankah nantipun engkau akan ditanya tentang tanggung jawab bgmana kau mengurus mereka dan menjaga jalan surga untuk bisa dilalui oleh yang harus kau bawa serta? Dan pertanyaan itu akan ditujukan padamu, bukan padaku.
Wahai menantuku,
Engkau diizinkan menghukum istrimu sewajarnya namun janganlah mengenai wajahnya dan jangan pula menyentuh tubuhnya hingga meninggalkan jejak luka. Janganlah pernah menghardiknya dengan kata kasar dan umpatan yang merendahkan seolah engkau turut menistakan dirimu sendiri sebab ia itu pakaianmu.
Wahai menantuku,
Aku titipkan putriku padamu buatlah dia tersenyum menuju surga atas tiket darimu.

Wassalam,
Ibu.

2 komentar: