Senin, 13 Agustus 2012

Saya tidak membencimu

Tiga tahun bersama, dan baru kali ini saya merasa amat sangat terpukul, dan sedikit dibohongi. Tapi ketika saya menulis ini, saya yakin cinta di hatinya pada saya masih ada dan kuat. Sedangkan saya, hanya bisa diam tak bisa mengekspresikan semua yang saya rasakan. Pada akhirnya, saya hanya bisa menulis.

gimana bisa mengekspresikan, lha wong dia masih sangat mencintai saya. Jadi rasanya seperti apa ya.. ketika kita merasa di bohongi (dulu) tapi saat ini dia sangat mencintai saya. Ada nasihat yang berbisak pada saya, lupakan saja.. toh itu dulu, saat kalian belum naik ke level yang sekarang kan, lihat deh dulu kamu dan dia seperti apa, kamu pun tak jauh dari salah. Sudah, lihat dia yang sekarang saja..

yup begitulah nasihat baik yang berbisik di telinga kanan ku. Malaikat mungkin,hehe

Tapi yang namanya manusia, pasti selalu menyanggah, begitu pula saya saat ini, menyanggah bisikan baik itu. Sebenarnya saya tidak sepenuhnya menyanggah, tapi saya kemudian menjadi ragu, takut jelas ada, was-was aduh apalagi itu. Takut kenapa? takut dia masih seperti itukah? iya. Pernah memergoki dia seperti itu? belum. Lalu kenapa, bukannya itu bukti dia bahwa dia sudah serius.

Nah begitu lah kalau saya sedang debat dengan diri sendiri.

Jujur saat saya menulis ini, perasaan takut itu masih ada. Saya jadi tidak enjoy sendiri, salting sendiri di depannya. Seperti ada yang salah. Dan sungguh saya tidak bermaksud untuk memperkarakan ini. Entah kenapa saya merasa takut, jatuh pada hal yang sama. Yang dulu pernah saya rasakan (beberapa) kali.

Wajar kan kalau saya seperti ini? atau sebaliknya, saya tidak patut seperti ini?
Apa yang harus saya lihat darinya supaya saya yakin bahwa dia memang sudah berubah dan benar-benar mencintai saya..?

0 komentar:

Posting Komentar